Gambar Mewarnai Princess Kuda
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Princess Kuda. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Ancaman Nasi Goreng dan Capcay: Kudeta Rasa dalam Kuali Peradaban (Master Bo 3) - Dongeng Kuliner
(Sequel ketiga dari saga makanan absurd: setelah “Bakso vs Mie Legendaris dan Kompetitor Xie Somay”)Bagian 1: Damai yang Gagal DicernaSetelah “Perang Tiga Rasa” antara Bakso, Mie, dan Somay berakhir damai dengan lahirnya MiSoBak, rakyat hidup bahagia. Tiap malam ada festival makanan. Perut kenyang, hati tenang, utang pun sempat lupa ditagih.Namun, seperti halnya sambal yang terlalu lama disimpan, kedamaian ini mulai basi.Dari wilayah Timur yang penuh asap dan suara ceplok telur, muncullah kekuatan baru:Aliansi Goreng-Gorengan: Nasi Goreng & Capcay.Dipimpin oleh Jenderal Goreng (Nasi Goreng Mawut) dan Jendral Sayur (Capcay Hijau Lima Warna), mereka menganggap sup dan kukusan terlalu lembek. Mereka ingin masakan berminyak, berbumbu, dan penuh tumisan yang memantul di atas wajan panas!“Cukup sudah kita hidup dalam kuah!”“Saatnya rasa dibakar, ditumis, dan dicemplungin dengan semangat!”Bagian 2: Provokasi atas piringAncaman pertama muncul ketika penjaja MiSoBak mulai kehilangan pelanggan. Mereka mendengar bisik-bisik:“Eh, lu udah coba Nasi Goreng Rasa Balikan? Ada telur mata mantannya…”“Capcay di gang sebelah bisa bikin kamu lupa mantan. Sayurnya... bisa ngademin dendam.”Dalam semalam, pelanggan MiSoBak pindah ke gerobak tumis.Bahkan Xie Somay, si nyentrik, mulai bikin somay goreng.Chef Lo Biauw? Trauma karena mie-nya ditumis tanpa izin.Master Bo? Marah besar.“Makanan tidak seharusnya berisik!”“Rasa tidak boleh dibakar dengan emosi!”“Dan siapa yang tumis pare...
Baca Dongeng...Tiga Orang Buta dan Gajah - Cerita Anak
Suatu hari, ada tiga orang buta yang sangat penasaran tentang gajah. Mereka sudah mendengar banyak cerita tentang binatang besar ini, tetapi karena mereka tidak bisa melihat, mereka hanya bisa membayangkan bentuknya dari apa yang mereka dengar. Mereka memutuskan untuk pergi ke kebun binatang untuk memegang langsung seperti apa gajah itu. Pemandu kebun binatang yang baik hati menemui mereka dan mengajak mereka menuju kandang gajah. Setelah mereka tiba, sang pemandu dengan sabar berkata, “Hari ini kalian beruntung, karena bisa memegang langsung gajah. Ini adalah kesempatan yang luar biasa.” Salah satu dari mereka, si orang pertama, adalah orang yang paling bersemangat. Ia mendekat dengan cepat dan berkata, “Saya ingin memegang bagian depan gajah!” Lalu, dengan hati-hati, ia meraba belalai gajah yang panjang dan lentur itu. Belalai itu terasa besar dan kuat, seolah bisa menggenggam apa saja. Orang kedua, yang sedikit lebih tenang, mendekat dan berkata, “Saya ingin memegang bagian tengah gajah. Pasti kakinya besar dan kuat.” Ia meraba salah satu kaki gajah yang besar dan tebal. Kaki itu terasa kokoh seperti batang pohon besar yang tertancap di tanah. Orang ketiga, yang lebih berhati-hati, memilih untuk meraba bagian ekor gajah. “Saya ingin memegang bagian belakang gajah,” katanya sambil mengusap ekor gajah yang panjang...
Baca Dongeng...Pohon Harapan dan Ular Pembisik - Dongeng Anak
Di sebuah hutan yang luas, berdiri sebuah Pohon Harapan yang konon bisa mengabulkan permintaan siapa pun yang menyentuh batangnya dengan hati tulus. Kabar ini menyebar ke seluruh penjuru hutan, dan para hewan pun berbondong-bondong datang. Ada yang berharap menjadi kuat, kaya, atau berkuasa. Tapi ada satu masalah: tidak ada yang tahu di mana tepatnya Pohon Harapan itu berada. Di sinilah muncul Ular, si licik yang berbicara manis tapi penuh tipu daya. Ia tersenyum lebar dan berbisik kepada para hewan, “Aku tahu di mana letak Pohon Harapan. Tapi hanya yang cukup cerdas dan pantas yang bisa menemukannya.” "Siapa yang cukup pantas?" tanya Rusa penasaran. "Orang-orang terpilih… yang bisa membayar dengan sesuatu yang berharga," jawab Ular dengan mata berkilat-kilat. Maka, satu per satu hewan datang membawa sesuatu untuk Ular: buah, daging, bahkan perhiasan yang mereka temukan di desa manusia. Setiap kali seseorang membayar, Ular akan mengarahkan mereka ke sebuah pohon besar di tengah hutan. "Tepuk batangnya tiga kali dan sebut harapanmu!" kata Ular. Para hewan pun melakukannya dengan penuh semangat. Mereka menunggu… menunggu… tapi tidak terjadi apa-apa. "Hmm… mungkin kalian kurang pantas?" bisik Ular lagi. "Cobalah berdoa lebih keras… atau mungkin bayar lebih banyak?" Beberapa hewan percaya dan membayar lebih banyak lagi....
Baca Dongeng...